Senin, 20 April 2015

Liburan Ke Dusun Bamboo 18 Des 2014

Hai semua,..
Kali ini aku bakal memposting liburan aku dengan keluarga kakakku. Liburan kali ini memilih menghabiskan waktu di tempat yang dingin-dingin, yups daerah bandung utara. Dusun Bamboo tempat liburan yang bersuasana greenlife dengan pemandangan yang indah untuk bersejenak lepas dari aktivitas kota. Langsung aja ya..


Ini nih dusun bamboo.. tempatnya bagus trus pas kesana ga waktu weekend jadi tidak terlalu rame. Perjalanan ke dusun bamboo juga disuguhi pemandangan yang bagus jadi tidak kerasa sampainya.. Pas sampai waktu makan siang jadi bisa sekalian icip resto di dusun bamboo.


Sebenarnya selain resto ini bisa juga di foodcourtnya, cuma rame kalau pas hari weekend. Foodcourtnya di pasar katulistiwa. Pasar katulistiwa ini bangunan 2 lantai yang seru didatengin buat lihat bangunan dari atas..


Depan pasar katulistiwa juga bagus tuh menaranya.. hihihi dari kayu-kayu. Dah disitu kita diantar menggunakan mobil terbuka dari pakiran sampai ke tengah area dusun bamboo, karena lumayan jauh dari parkiran. Santai ja kendaraan mobil ini gratis kok.. capcus langsung naek..


Dusun bamboo ini bisa dinikmati semua orang, baik keluarga, remaja, anak-anak, pecinta kuliner, pemburu foto hahaha. Selain dari suasana yang desa banget, hijau dimana-mana, adem hawanya, bener-bener refreshing. Ada playgroundnya juga buat anak-anak buat maen.. seru juga buat inget-inget masa kecil.


Belakang resto ada semacam tempat santai buat tidur-tiduran sambil mandangin gunung didepannya. Ada lapangan panahan juga cuma aku lupa foto udah capek fotografernya hehehe.. Udah selesai leyeh-leyeh jalan-jalan lagi ke rumah sangkar. Rumah sangkar ini buat tempat makan juga, ada yang kecil juga ada yang bisa buat keluarga, medium.


Ada juga sungai kecil yang engga tahu dibuat atau alami ada, tapi apa daya udah capek muter-muter soalnya tempatnya luas. hehehe
bonus pict boleh yaa..


Sekian jalan-jalan ke dusun bamboo.. semoga bisa jadi tempat referensi berlibur bersama orang tercinta hehe..

Lama Tak Bersapa

Udah 3 tahun rasanya aku tidak mengotak-atik blogku ini.. sekarang aku akan aktif lagi. Meramaikan dan menikmati kecanggihan teknologi (biar kekinian) hahahaha.. okay sebentar lagi aku akan share beberapa moment selama aku vakum di blog.. nantikan yaa

Sabtu, 02 Maret 2013

Praktikum Kimpang Karbohidrat_yuanita057_


VI. PEMBAHASAN
Uji kuantitatif pada praktikum ini untuk mengidentifikasi berbagai jenis gula. Jenis bahan makanan umumnya sudah dapat memberi gambaran jenis gula apa yang terkandung didalamnya, misalnya:
1.      Sari buah dan madu mengandung fruktosa dan sukrosa
2.      Produk-produk susu mengandung laktosa, dan bila rasanya manis mungkin juga sukrosa
3.      Ubi jalar mengandung pati, sukrosa, dan glukosa
Uji kuantitatif dalam praktikum kali ini meliputi antara lain :
1.      Uji benedict untuk uji gula reduksi
2.      Uji barfoed untuk uji membedakan monosakarida dalam sistem yang mengandung disakarida
3.      Uji seliwanoff untuk uji membedakan ketosa
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Molekul karbohidrat terdiri atas atmo-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus –OH, gugus aldehid atau gugus keton.
Terdapat tiga golongan utama karbohidrat, yaitu :
1.      Monosakarida, atau disebut gula sederhana, terdiri dari satu unit polihidroksi aldehid atau keton.
2.      Oligosakarida, terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen.
3.      Polisakarida, terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida.
http://4.bp.blogspot.com/_-c52mclf8BY/SjJ79M1fx3I/AAAAAAAAANo/L5ruUk-IoCw/s320/d-glukosa.jpg
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun.
http://1.bp.blogspot.com/_-c52mclf8BY/SjJ8K0o5OeI/AAAAAAAAANw/FSLIhd0C52Y/s320/d-fruktosa.jpg
Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dhidroksi-benzena) dalam asam clorida.
http://3.bp.blogspot.com/_-c52mclf8BY/SjJ8pgo4J2I/AAAAAAAAAOA/OGOg-iNMISg/s320/laktosa.jpg
Laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pda residu glukosa. Laktosa adalah disakarida pereduksi. Selama proses pencernaan, laktosa mengalami proses hidrolisis enzimatik oleh laktase dari sel-sel mukosa usus.
http://2.bp.blogspot.com/_-c52mclf8BY/SjJ84egUVoI/AAAAAAAAAOI/FJJ-5gfZOcQ/s320/Sukrosa+1.jpg
Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekular.
Maltosa merupakan disakarida yang paling sederhana. Maltosa terdiri dari dua residu D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Sebuah molekul glukosa dihubungkan melalui atom karbonnya yang pertama dengan gugus hidroksil atom karbon keempat pada molekul glukosa yang lainnya. Kedua residu glukosa tersebut berada dalam bentuk piranosa. Maltosa memilliki gugus karbonil yang berpotensi bebas yang dapat dioksidasi, sehingga maltosa mempunyai sifat gula pereduksi. Di dalam tubuh, maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum yang lebih mudah dicerna. Maltosa banyak terdapat kecambah, susu dan pada serealia, misalnya beras.
Tabel 6.1. Hasil Pengamatan Uji Benedict
Sampel
Glukosa
Fruktosa
Sukrosa
Laktosa
Maltosa
Warna sampel
Jernih tidak berwarna
Kurang pekat (+++++)
Sedikit keruh (++)
Tidak berwarna (+++)
Tidak bewarna (++++)
Warna pereaksi
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Warna larutan setelah dipanaskan
Merah bata jernih
Merah orange
Biru
Biru bening keruh, coklat muda
Biru
Warna endapan setelah dipanaskan
Merah bata (+++)
merah
-
Merah bata
Merah bata
Kesimpulan
positif
positif
negatif
positif
positif

Uji Benedict
Pereaksi  benedict  berupa  larutan  yang  mengandung  kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium  sitrat. Glukosa dapat mereduksi  ion Cu2+ dari kuprisulfat  menjadi  ion  Cu+  yang  kemudian  mengendap  sebagai  Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata.  Warna  endapan  ini  tergantung  pada  konsentrasi  karbohidrat  yang diperiksa. Larutan benedict juga sering disebut sebagai larutan tembaga alkalis akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas dengan membentuk kuprooksida yang berwarna. Gula pereduksi bereaksi dengan pereaksi menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Pada gula pereduksi terdapat gugus aldehid dan OH laktol. OH laktol adalah OH yang terikat pada atom C pertama yang menentukan karbohidrat sebagai gula pereduksi atau bukan. (2011. Anonim1)
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa warna sampel mula-mula dimana glukosa jernih tidak berwarna, fruktosa jernih kurang pekat, sukrosa sedikit keruh, laktosa tidak berwarna keruh, dan maltosa tidak berwarna kekuningan. Warna pereaksi benedict adalah biru. Warna endapan setelah dipanaskan adalah larutan glukosa, fruktosa, laktosa, dan maltosa merupakan gula reduksi, karena didapatkan warna endapan setelah dipanaskan berwarna endapan merah bata. Sedangkan pada larutan sukrosa bukan gula reduksi.
Tabel 6.2. Hasil Pengamatan Uji Barfoed
Sampel
Glukosa
Fruktosa
Sukrosa
Laktosa
Maltosa
Warna sampel
Jernih tidak berwarna
Kuning pekat
Jernih sedikit keruh
Tidak berwarna keruh
Tidak berwarna kekuningan
Warna pereaksi
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Warna larutan setelah dipanaskan
Biru Terang
Biru keruh
Biru
Biru
Biru
Warna endapan setelah dipanaskan
Merah orange
Merah orange
-
-
-
Kesimpulan
positif
positif
negatif
negatif
negatif

Uji Barfoed
Pereaksi barfoed ini  terdiri atas  larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air, dan  digunakan  untuk membedakan  antara monosakarida  dengan  disakarida. Monosakarida  dapat mereduksi  lebih  cepat  daripada  disakarida.  Jadi Cu2O terbentuk  lebih  cepat  oleh monosakarida  daripada  oleh  disakarida,  dengan anggapan  bahwa  konsentrasi  monosakarida  dan  disakarida  dalam  larutan tidak berbeda banyak. Uji barfoed ini berdasarkan reduksi ion Cu2+ menjadi Cu+.  Disakarida  dengan konsentrasi rendah tidak memberikan hasil positif. Pada percobaan ini, karbohidrat direduksi pada suasana asam. Perbedaan antara pereaksi Barfoed dengan pereaksi Fehling atau Benedict ialah bahwa pereaksi Barfoed digunakan pada suasana asam. (2011. Anonim1)
Menurut Winarno (1997) dalam pengujian monosakarida mengunakan perekaksi Barfoed, setelah dipanaskan selama 1 menit, didiamkan beberapa saat sehingga dapat dilihat perubahan yang terjadi pada larutan uji tersebut.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa warna sampel mula-mula dimana glukosa jernih tidak berwarna, fruktosa jernih kurang pekat, sukrosa sedikit keruh, laktosa tidak berwarna keruh, dan maltosa tidak berwarna kekuningan. Warna pereaksi barfoed adalah biru. Warna endapan setelah dipanaskan adalah larutan glukosa dan fruktosa menunjukkan hasil positif yaitu berwana merah orange, maka disimpulkan larutan glukosa dan fruktosa merupakan monosakarida. Sedangkan pada larutan sukrosa, laktosa, dan maltosa bukan monosakarida.
Tabel 6.3. Hasil Pengamatan Uji Seliwanoff
Sampel
Glukosa
Fruktosa
Sukrosa
Laktosa
Maltosa
Warna sampel
Jernih tidak berwarna
Kurang pekat
Jernih sedikit keruh
Tidak berwarna keruh
Tidak berwarna kekuningan
Warna pereaksi
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Warna larutan setelah dipanaskan
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Warna endapan setelah dipanaskan
-
-
-
-
-
Kesimpulan
negatif
negatif
negatif
negatif
negatif

Uji Seliwanoff
Reaksi ini spesifik untuk ketosa. Dasarnya adalah perubahan fruktosa oleh asam panas (HCl panas) menjadi levulinat dan hidroksimetil-furfural yang selanjutnya berkondensasi dengan resorsinol membentuk senyawa berwarna merah. Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, gula tersebut adalah ketosa. Sebaliknya jika gula mengandung gugus aldehida, gula adalah aldosa. Uji ini didasarkan bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa. (2011. Anonim2)
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/7d/Seliwanow.svg/600px-Seliwanow.svg.png
Sumber : (2011.Anonim2)

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa warna sampel mula-mula dimana glukosa jernih tidak berwarna, fruktosa jernih kurang pekat, sukrosa sedikit keruh, laktosa tidak berwarna keruh, dan maltosa tidak berwarna kekuningan. Warna pereaksi benedict adalah tidak berwarna. Tidak terdapat warna endapan setelah dipanaskan pada larutan glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan sukrosa, sehingga kesimpulan didapatkan negatif untuk uji Seliwanoff. Hal ini mungkin praktikan melakukan kesalahan pengujian. Pada literatur larutan fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa menghasilkan uji positif karena sukrosa adalah disakarida yang terdiri dari fruktosa dan glukosa.
Tabel 6.4. Hasil Pengamatan Uji Organoleptik Range 50-200%
Uji Organoleptik
Glukosa
Fruktosa
Sukrosa
Laktosa
Maltosa
Presentase
120 %
200%
100%
60%
80%
Pada uji organoleptik dapat terlihat larutan fruktosa mempunyai tingkat kemanisan yang tinggi, dilanjutkan glukosa, sukrosa, maltosa, dan yang terakhir adalah laktosa.
Tabel 6.5.1 Hasil Pengamatan Sebelum Gelatinisasi Pati
Sampel
Sebelum Gelatinisasi
Warna
Kekeruhan
Kekentalan
Gambar
Tepung Tapioka
Putih susu
+
+
Tepung Terigu
Putih kekuningan
+++
+
Tepung Beras
Putih
+++
+
Tepung Ketan
Putih santan
+++
+
Tepung Kentang
Putih keruh
+
+

Tabel 6.5.2 Hasil Pengamatan Sesudah Gelatinisasi Pati
Sampel
Sesudah  Gelatinisasi
Warna
Kekeruhan
Kekentalan
Suhu
Gambar
Tepung Tapioka
Putih gading
++
++
58oC
Tepung Terigu
Putih keruh
++++
+++
63oC
Tepung Beras
Tidak terlalu putih
++
++++
70oC
Tepung Ketan
Lebih kuning (++)
++
+++
74oC
Tepung Kentang
Putih gading (++)
+++
++++
64oC

Tabel 6.5.3 Hasil Pengamatan Gelatinisasi Dingin Pati
Sampel
Gelatinisasi Dingin
Warna
Kekeruhan
Kekentalan
Gambar
Tepung Tapioka
Putih gading (++)
++
++++
Tepung Terigu
Putih keruh
++++
++
Tepung Beras
Putih agak keruh
++
++++
Tepung Ketan
Lebih kuning (++)
++
++++
Tepung Kentang
Putih keruh (++)
+++
+++++

Zat pati adalah polimer dari α-D-glukosa. Zat pati merupakan sumber energi utama untuk manusia. Sifak fisik dan kimia pati dalam granula pati verpengaruh terhadap sifat-sifatnya dalam makanan. Tiap jenis tanaman memiliki bentuk dan kisaran ukuran granula pati yang khas, sehingga identifikasi pati dapat dilakukan dengan menggunakan mikroskop. Ukuran granula pati berkisar antara 0,0002-0,015.
Gelatinisasi merupakan fenomena pembentukan gel yang diawali dengan pembengkakan granula pati akibat penyerapan air. Bila pati mentah dimasukkan ke dalam air dingin, granula pati akan menyerap air dan mulai bengkak namun terbatas, sekitar 30% dari berat tepung. Tapi jumlah air yang terserap dan pembengkakaknnya terbatas. Peningkatan volume granula pati yang terjadi didalam air pada suhu antara 55o-65oC merupakan pembengkakan yang sesungguhnya, dan setelah pembengkakan ini granula pati dapat kembli kekondisi semula. Granula pati dapat dibuat membengkak luar biasa, tapi bersifat tidak dapat kembali lagi ke kondisi semula. Suhu pada saat granula pati pecah disebut suhu gelatinisasi yang dapat dilakukan dengan penambahan air panas. Bila suspense pati dan air dipanaskan, beberapa perubahan selama terjadiinya gelatinisasi dapat diamati.
Mula-mula suspensi pati yang keruh seperti susu tiba-tiba mulai menjadi jernih pada suhu tertentu, tergantung jenis pati yang digunakan. Terjadinya translusi larutan pati tersebut biasanya diikuti pembengkakan granula. Bila energi kinetik molekul-molekul air menjadi lebih kuat daripada daya tarik-menarik antar molekul pati di dalam granula, air dapat masuk ke dalam butir-butir pati. Hal ini yang menyebabkan granula itu bengkak.
Suhu gelatinisasi pada tiap pati berbeda-beda. Menurut literatur suhu gelatinisasi pada pati beras 68-78oC, tepung terigu 54,4-64oC, pati kentang 58-66oC, tepung ketan 58-60oC, dan tapioka 52-64oC.
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
Pati mengandung dua jenis polimer glukosa yaitu, α-amilasi (amilosa) dan amilopektin. Amilosa merupakan polisakarida linear dari rantai unit-unit D-glukosa yang panjang, tidak bercabang yang dihubungkan oleh ikatan α (1-4)-glukosida dengan berat molekul yang bervariasi. Amilopektin memiliki berat molekul yang tinggi, memiliki banyak cabang, yang terdiri dari beberapa unit glukosa berantai lurus. Unit tersebut dihubungkan oleh ikatan glikosidik pada ikatan α (1-4) tetapi titik percabangannya merupakan ikatan α (1-6). Amilosa memberi warna biru dengan adanya iodium sedangkan amilopektin akan menghasilkan warna jingga sampai merah bahwa tidak bereaksi bila ditambahkan larutan iodium. Bila larutan iodium diberikan pada granula pati memberikan warna biru maka struktur molekul pati tersebut berbentuk spiral. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. (2011.Anonim4 dan 2011.Anonim5)


Berkas:Amylose2.svg
Struktur amilosa
Berkas:Amylopektin Sessel.svg
Struktur amilopektin


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan suhu gelatinisasi tepung tapioka sesuai dengan literatur yaitu pada suhu 58oC (literatur 52-64oC). Suhu gelatinisasi tepung terigu sesuai dengan literatur (58-63oC) yaitu 63oC. Suhu gelatinisasi tepung beras sesuai dengan literatur (68-78oC) yaitu 70oC. Suhu gelatinisasi tepung ketan tidak sesuai dengan literatur yaitu 74oC dari literatur 58-60oC. Suhu gelatinisasi tepung kentang sesuai dengan literatur (52-64oC) yaitu 64oC.
Granula pati mempunyai sifat merefleksi cahaya yang terpolarisasi saat dilihat pada mikroskop nampak kristal berwarna hitam putih. Sifat tersebut disebut dengan sifat bierfrigent. Sifat bierfrigent akang menghilang saat granula pati mulai pecah.













VII. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan diantaranya :
·         Uji kuantitatif umumnya yaitu uji Benedict, uji Barfoed, dan uji Seliwanoff.
·         Uji benedict yang menunjukkan nilai positif diantaranya adalah glukosa, fruktosa, laktosa, dan maltosa dengan adanya endapan warna merah bata.
·         Uji Barfoed yang menunjukkan nilai positif diantaranya adalah glukosa dan fruktosa dengan adanya endapan merah orange.
·         Uji Seliwanoff yang seharusnya positif adalah fruktosa.
·         Kemanisan relatif dari yang paling manis yaitu larutan fruktosa> glukosa>sukrosa>maltosa>laktosa.
·         Bentuk dan ukuran granula pati berbeda-beda.
·         Pati terdiri dari dua fraksi, yaitu amilosa (terlarut) dan amilopektin (tidak terlarut).
·         Gelatinisasi merupakan fenomena pembentukan gel yang diawali dengan pembengkakan granula pati akibat penyerapan air.
·         Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket.
·         Semakin tinggi konsentrasi pati, maka semakin tinggi suhu yang dibutuhkan agar pati mengental.
·         Suhu gelatinisasi masing-masing sampel diantaranya tepung tapioka 58oC, tepung terigu 63oC, tepung beras 70oC, tepung ketan 74oC, dan tepung kentang 64oC.









DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2011. Available at : http://www.slideshare.net/ichootz/laporan-hidrolisis-sukrosa (diakses pada tanggal 28 September 2011 pukul 10.32 WIB)

Anonim2. 2011. Available at : http://crymata.blogspot.com/2011/04/uji-barfoed-dan-uji-seliwanoff.html (diakses pada tanggal 28 September 2011 pukul 10.40 WIB)

Anonim3. 2011. Available at : http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_Seliwanoff (diakses pada tanggal 28 September 2011 pukul 10.55 WIB)

Anonim4. 2011. Available at : http://id.wikipedia.org/wiki/Amilum (diakses pada tanggal 28 September 2011 pukul 11.00 WIB)

Anonim5. 2011. Available at : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Amylopektin_Sessel.svg (diakses pada tanggal 28 September 2011 pukul 11.10 WIB)

Almatsier, S. (2005). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Aryulina, D., dkk. (2004). Biologi SMA untuk kelas XI. Jakara: Erlangga

Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. fleet, dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan. Penerjemah : Hari Purnomo dan Adiono. Penerbit Universitas Indonesia (UI- Press), Jakarta.

Girindra, A. 1993). Biokimia 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tensiska, Ir., M.Si. 2010. Biokimia Pangan jilid 1. Jatinangor : Widya Padjadjaran

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia PustakaUtama